Archive for ‘2010’

Branding Your B2B !


Karena perkembangan dunia usaha yang pesat, maka timbullah ledakan pilihan di hampir semua bidang.Klien saat ini dengan mudah medapatkan pilihan. Sehingga harus ada yang “SHINY” di dalam “CROWD”. Perkembangan produk dan jasa yang serupa telah masuk ke tingkat hypercompetitive. Basis keunggulan pada inovasi dan fungsional produk tidak akan mencapai keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dalam jangka waktu yang panjang karena biasanya akan segera ditiru pesaing. Brand yang kuat akan menjadi karakteristik tunggal yang membedakan suatu produk dari para kompetitor

Branding B2B bersifat 2 arah, yaitu memberikan keuntungan bagi klien sekaligus memberikan keuntungan kepada perusahaan/supplier. Berikut deskripsi keuntungan - keuntungan tersebut :

1. Bagi Client

BRANDING meningkatkan efisiensi informasi
Branding adalah alat yang efektif untuk mengkomunikasikan manfaat dan nilai suatu produk/Jasa. Klien tidak akan ragu, selalu terbuka atau bahkan menunggu update informasi terbaru dari suatu perusahaan yang BRANDnya telah menancap di benak mereka.

BRANDING mengurangi resiko
Brand yang sukses membuat klien merasa nyaman untuk mengambil keputusan pembelian. Tidak ada rasa khawatir terjadinya penyesalan karena mereka sudah percaya dengan kualitas suatu Brand yang tidak akan menyebabkan suatu masalah nantinya.

BRANDING menciptakan nilai tambah/manfaat citra
Dengan menggunakan produk dari BRAND yang dipercayai, klien akan mendapatkan nilai tambah pada bisnis/produknya sendiri, sehingga citra produknya bisa lebih bagus di market.

2. Bagi Company

BRANDING meningkatkan keunggulan daya saing (competitive advantage)
Branding menjadi pendiferensiasi suatu produk dengan yang lainnya. Brand yang unggul selalu memiliki tempat yang baik di dunia persaingan. Brand memungkinkan terjadinya First in Mine pada saat ianya dibutuhkan.

BRANDING meningkatkan profit & sales
Brand yang unggul tidak harus bersaing dalam kompetisi harga murah yang kejam. Brand yang unggul bisa dijual dengan harga premium. Brand yang unggul juga akan secara automatic menjual dirinya sendiri, sehingga cost penjualan akan rendah, serta profit akan menjadi tinggi.

BRANDING mempertahankan eksistensi bisnis
Brand yang unggul tidak memiliki tempat secara fisik. Brand hanya ada di benak manusia. Apapun yang terjadi, semisal terjadi resesi, atau bencana alam, atau yang lebih buruk sekalipun, Brand akan tetap bergaung, hidup dan eksistensi bisnis akan tetap berlanjut terus.

BRAND telah menjadi aset strategi, ekuitas, basis keunggulan kompetitif dan profitabilitas jangka panjang. Sebuah produk yang memiliki Brand unggul akan bernilai lebih tinggi dari produk non brand, begitu juga perusahaan yang memiliki brand unggulan akan dinilai lebih tinggi. Oleh berbagai alasan yang logis dan mutlak, lakukanlah branding B2B anda sekarang juga !



Mitos - Mitos Pembabat Margin di dalam Pricing B2B


Selama bertahun-tahun, sebuah kontradiksi yang membingungkan telah muncul di B2B sektor manufaktur. Di satu sisi, bahwa setiap perusahaan B2B ingin memaksimalkan margin, meningkatkan kinerja laba mereka, dan pada akhirnya meningkatkan nilai untuk pemegang sahamnya. Tapi di sisi lain, relatif sedikit perusahaan B2B yang memfokuskan perhatian mereka dan maintain pada suatu hal, yang dimana merupakan paling-sarana ampuh untuk mencapai semua tujuan ini yaitu : harga.

Beberapa mitos di dalam pricing B2B antara lain :

Mitos #1 : Harga di kontrol kuat oleh pasar

Kenyataannya adalah bahwa "harga pasar" untuk produk apapun, tidak peduli betapa commoditized terlihat, tidak pernah ada yang namanya satu harga, pasti ada range nya. Dalam B2B, range harga sangat tergantung pada sejumlah faktor yang berbeda dan cukup lebar. Dalam range tersebut bisa ada puluhan, atau bahkan ratusan, tingkat harga yang dapat dipilih. Dan setelah memilih, maka margin yang terjadi antara yang tinggi dan yang rendah akan terlihat dramatis. Jadi perusahaan B2B mungkin tidak bisa mengubah lapangan sepak bola, tapi perusahaan B2B tersebut bisa memilih mau bermain di lapangan sepak bola yang mana.

Mitos #2 : Apakah berinvestasi itu lebih cepat untuk meningkatkan keuntungan ?

Para eksekutif perusahaan B2B biasanya memiliki berbagai inisiatif besar untuk dipertimbangkan. Apakah mereka menghabiskan 20 Miliar untuk fasilitas baru? Apakah mereka berinvestasi 10 Miliar dalam R & D untuk menciptakan produk baru? Haruskah mereka mencoba untuk memperoleh informasi mahal untuk memata - matai perusahaan lain atau pesaing? Dengan keputusan besar seperti ini, kelihatannya mereka akan memperoleh bisnis besar dan melihat persoalan harga sebagai isu yang relatif kecil.

Hubungannya antara Investasi dengan harga, ada strategi yang dapat menghasilkan sebanyak mungkin keuntungan dalam waktu yang lebih singkat. Mungkin saja Investasi fasilitas 20 miliar dapat meningkatkan laba sebanyak 2-3 persen lima tahun dari sekarang, akan tetapi peningkatan harga dapat meningkatkan keuntungan 10 persen atau lebih tahun ini, ya tahun ini juga !

Mitos #3 : Harga Produk Komoditi tak bisa di buat perbedaan dengan yang lain.

Harga Komoditas itu bisa diramal, karena umumnya punya pattern tertentu. Beberapa perusahaan B2B efektif menghilangkan harapan sekecil apa pun serta berpikir rasional untuk membedakan harganya dengan produk komoditas sejenis di pasaran.

Dalam kenyataannya, hanya ada sedikit yang benar - benar komoditas di dunia ini. Beri nama, buat perbedaan/diferensiasi, maka akan banyak sekali range harga yang bisa dipilih. Selalu ada berbagai faktor yang menentukan apakah apakah seorang pembeli mau membayar untuk perbedaan tersebut.

Beberapa faktor ini yang terkait dengan produk, tentu saja. Tetapi banyak faktor yang harus dilakukan, seperti situasi pelanggan (sangat percaya akan keistimewaan produk & tidak berkeingingan mencari pengganti), hubungan yang unik dan pelayanan kepada klien, dan mungkin kesepakatan tertentu dengan klien tersebut. Dengan memahami bagaimana faktor-faktor tersebut, maka perusahaan B2B dapat membebaskan diri dari mitos komoditi untuk selamanya.

To be Continued .....